Masih ingat dengan penemuan patung kembar manusia dari
masa Tradisi Megalitik Pasemah Bukitbarisan yang berkembang sekitar
2.000 tahun Sebelum Masehi di Pagaralam Sumatera Selatan beberapa waktu
lalu? Kini di lokasi yang sama ditemukan patung gajah.
Penemuan patung gajah ini masih berada di aliran Sungai Luang Akin, di Kecamatan Dempo Utara, Pagaralam, Sumsel. Letak patung gajah ini persis di samping patung kembar manusia.
Demikian dijelaskan Lurah Burung Dinang Franses Jhoniko, kepada pers, di Pagaralam, Kamis (31/03/2011).
Awalnya setelah ditemukan sepasang patung manusia, petugas dari Kelurahan Burung Dinang bersama Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Pagaralam melakukan pengecekan kembali ke lokasi. Ternyata di patung kembar manusia itu terdapat patung gajah.
“Patung ini lengkap dengan kepala, belalai serta mata bersinar tajam yang menghadap patung manusia itu,” kata Jhoniko.
Ditambahkannya, pada waktu penemuan awal memang tidak terlihat relief gajah ini, karena tertutup aliran air terjun. Kebetulan pada penemuan kali ini, aliran air terjun itu debitnya kecil. Untuk itulah terlihat sangat jelas sekali relief gajah itu dengan jarak antar patung dengan relief gajah sekitar kurang lebih 1 meter.
Sambungnya, ukuran patung gajah ini tergolong cukup besar dan hampir menyamai ketinggian patung manusia itu. "Kemungkinan gajah ini adalah tunggangan manusia pada masa itu. Penemuan ini telah diketahui pihak Disbudpar Pagaralam, dan akan segera diinventarisir,” katanya.
Penemuan patung gajah ini masih berada di aliran Sungai Luang Akin, di Kecamatan Dempo Utara, Pagaralam, Sumsel. Letak patung gajah ini persis di samping patung kembar manusia.
Demikian dijelaskan Lurah Burung Dinang Franses Jhoniko, kepada pers, di Pagaralam, Kamis (31/03/2011).
Awalnya setelah ditemukan sepasang patung manusia, petugas dari Kelurahan Burung Dinang bersama Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Pagaralam melakukan pengecekan kembali ke lokasi. Ternyata di patung kembar manusia itu terdapat patung gajah.
“Patung ini lengkap dengan kepala, belalai serta mata bersinar tajam yang menghadap patung manusia itu,” kata Jhoniko.
Ditambahkannya, pada waktu penemuan awal memang tidak terlihat relief gajah ini, karena tertutup aliran air terjun. Kebetulan pada penemuan kali ini, aliran air terjun itu debitnya kecil. Untuk itulah terlihat sangat jelas sekali relief gajah itu dengan jarak antar patung dengan relief gajah sekitar kurang lebih 1 meter.
Sambungnya, ukuran patung gajah ini tergolong cukup besar dan hampir menyamai ketinggian patung manusia itu. "Kemungkinan gajah ini adalah tunggangan manusia pada masa itu. Penemuan ini telah diketahui pihak Disbudpar Pagaralam, dan akan segera diinventarisir,” katanya.
0 komentar:
Posting Komentar